Menyebarnya wabah flu babi telah membuat sejumlah negara di Asia bersiaga. Pemerintah Indonesia mengumpulkan media untuk mensikapi kemungkinan terburuk menjalar ke Tanah Air.
Menteri Kesehatan Fadilah Supari, Menko Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrei, serta Menteri Perhubungan, Djusman Syafei Djamal, memberi penjelasan bersama tentang langkah pemerintah Indonesia untuk mencegah virus jenis H1N1 ini agar tidak masuk Indonesia.
Menurut Fadilah Supari, pemerintah menerapkan upaya pencegahan yang sama dengan penanggulangan penyebaran virus flu burung sebelumnya. Upaya ini dianggap cukup layak karena tingkat jatuhnya korban akibat virus flu babi jauh lebih rendah dari virus flu burung.
"Kita tidak terlalu takut, tapi harus waspada. H1N1 angka case fatality rate-nya hanya 6,1%, tapi angka case fatality rate H5N1 80-90%," jelas Fadilah kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/4). Ia yakin, virus itu tidak akan menyebar di wilayah tropis seperti Indonesia
Fadilah menyatakan jenis virus H1N1 yang ada di Amerika utara terjadi umumnya pada musim gugur dan dingin. Sedangkan pada musim yang agak panas virus tidak dapat bertahan hidup. "Apalagi di negara kita kan selalu panas terus. Dan sebelumnya disana kan juga belum menular dari manusia ke manusia karena masih ditetapkan di stage three," lanjutnya.
Mulai hari ini, pemerintah Indonesia juga memberlakukan larangan impor daging babi dari negara manapun. Menko Kesra Aburizal Bakrie, mengatakan impor daging babi untuk sementara dihentikan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. "Untuk peternakan babi di Indonesia jumlahnya hanya 9 juta ekor, namun kita akan adakan pengawasan," ujarnya.
Untuk memantau orang asing yang dating maupun warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri, diaktifkan kembali layar pantau yang ada di 10 bandar udara dan pelabuhan besar seperti di Batam, Makassar, Jakarta, dan Medan.
Asia Siaga
Tidak hanya Indonesia, China telah memberlakukan larangan impor produk babi dari Meksiko dan sejumlah negara bagian AS sebagai upaya mencegah masuknya virus flu babi. Jepang, Hong Kong, Singapura, Malaysia dan juga Indonesia berencana memberlakukan pengawasan terhadap para pengunjung di negara-negara itu dari gejala flu.
Pemerintah negara di Asia sedang dalam siaga satu setelah WHO memperingatkan kemungkinan munculnya wabah flu babi. Sebelumnya Asia telah berpengalaman berjuang keras melawan penyebaran virus mematikan jenis H5N1 yang telah menewaskan ratusan jiwa. (fadjar/BBC)
Menteri Kesehatan Fadilah Supari, Menko Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrei, serta Menteri Perhubungan, Djusman Syafei Djamal, memberi penjelasan bersama tentang langkah pemerintah Indonesia untuk mencegah virus jenis H1N1 ini agar tidak masuk Indonesia.
Menurut Fadilah Supari, pemerintah menerapkan upaya pencegahan yang sama dengan penanggulangan penyebaran virus flu burung sebelumnya. Upaya ini dianggap cukup layak karena tingkat jatuhnya korban akibat virus flu babi jauh lebih rendah dari virus flu burung.
"Kita tidak terlalu takut, tapi harus waspada. H1N1 angka case fatality rate-nya hanya 6,1%, tapi angka case fatality rate H5N1 80-90%," jelas Fadilah kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/4). Ia yakin, virus itu tidak akan menyebar di wilayah tropis seperti Indonesia
Fadilah menyatakan jenis virus H1N1 yang ada di Amerika utara terjadi umumnya pada musim gugur dan dingin. Sedangkan pada musim yang agak panas virus tidak dapat bertahan hidup. "Apalagi di negara kita kan selalu panas terus. Dan sebelumnya disana kan juga belum menular dari manusia ke manusia karena masih ditetapkan di stage three," lanjutnya.
Mulai hari ini, pemerintah Indonesia juga memberlakukan larangan impor daging babi dari negara manapun. Menko Kesra Aburizal Bakrie, mengatakan impor daging babi untuk sementara dihentikan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. "Untuk peternakan babi di Indonesia jumlahnya hanya 9 juta ekor, namun kita akan adakan pengawasan," ujarnya.
Untuk memantau orang asing yang dating maupun warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri, diaktifkan kembali layar pantau yang ada di 10 bandar udara dan pelabuhan besar seperti di Batam, Makassar, Jakarta, dan Medan.
Asia Siaga
Tidak hanya Indonesia, China telah memberlakukan larangan impor produk babi dari Meksiko dan sejumlah negara bagian AS sebagai upaya mencegah masuknya virus flu babi. Jepang, Hong Kong, Singapura, Malaysia dan juga Indonesia berencana memberlakukan pengawasan terhadap para pengunjung di negara-negara itu dari gejala flu.
Pemerintah negara di Asia sedang dalam siaga satu setelah WHO memperingatkan kemungkinan munculnya wabah flu babi. Sebelumnya Asia telah berpengalaman berjuang keras melawan penyebaran virus mematikan jenis H5N1 yang telah menewaskan ratusan jiwa. (fadjar/BBC)